Jadikankata "permisi" sebagai bagian dari keseharian di rumah. Saat masuk rumah, melewati anak, pengasuh/pembantu, atau siapa pun, ucapkan kata permisi ini. Ajak anak bermain peran agar memahami makna kata permisi. Misal, saat bermain tamu-tamuan, ajarkan padanya untuk berlaku sopan sebagai tamu maupun tuan rumah dengan mengucapkan kata "permisi". byMega 7 hari yang lalu. Kata-kata Menyindir Teman Yang Sopan - Siapa sih yang yang tidak kesal dengan orang yang selalu sombong dengan terlalu berlebihan dalam segala sesuatu? Pada dasarnya semua manusia memiliki sisi sombong dalam dirinya. Namun, jika sisi tersebut sangat dominan dan dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman di sekeliling MenerimaTamu. Menerima tamu atau menghormati tamu dalam bahasa Arab disebut "akrimud duyuf". Bagi kaum muslim hendaknya bertindak sebaik-baiknya dalam menyambut (menerima) tamu, baik dari segi sikap, penampilan, percakapan, maupun pelayanan yang diberikan. Islam mengenal adab dalam menyambut dan berinteraksi dengan tamu, yaitu antara lain Vay Tiền Nhanh. 1 Menyambut tamu dengan baik Ketika ada orang yang mengetuk pintu rumah atau memencet bel dan memberi salam adalah pertanda ada orang yang mau bertamu ke rumah kita. Hendaklah menjawab salam dan bersegera memberikan sambutan dengan membukakan pintu, senyum ceria, dan menyapa dengan ramah. Senyum ceria merupakan ekspresi bahwa kita senang menyambut kedatangannya. “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah”, demikian sabda Nabi SAW HR Tirmidzi. Beliau juga bersabda لَا تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنْ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ الْمَعْرُوفِ “Janganlah engkau remehkan perkara ma’ruf, berbicaralah kepada saudaramu dengan wajah yang penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari perkara yang ma’ruf” HR Abu Daud BACA JUGA Kok Loncatanmu Lebih Tinggi? Beliau memberikan teladan dengan selalu tersenyum ketika berbicara. HR Ahmad Beliau dikenal sebagai orang yang paling banyak senyumnya, sebagaimana hadits dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i dia berkata; “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah SAW.” HR Tirmudzi. Senyum kita melapangkan hati tamu dan membuat mereka merasa terhormat dan dihargai. Sapaan yang hangat akan lebih mencairkan suasana sehingga pertemuan menjadi lebih hangat dan akrab. Rasulullah memberikan teladan dalam menyapa tetamu-tetamu beliau. Ketika menerima utusan Abdul Qais beliau menyambut “Selamat datang wahai para utusan, yang datang tanpa rasa kecewa dan penyesalan” HR Bukhari dan Muslim. Bahkan ketika Fathimah puteri beliau datang berkunjung, beliau menyambut “Selamat datang, wahai puteriku.” HR Bukhari dan Muslim Tanyakan pula bagaimana keadaan mereka dengan menanyakan “Apa kabar?” Sapaan yang ramah merupakan ungkapan bahwa kita senang menerima tamu kita. Selanjutnya persilahkan duduk di tempat yang selayaknya di ruang tamu. Kebanyakan rumah dilengkapi dengan ruang tamu. Hendaknya ruang tamu selalu dijaga agar tetap dalam keadaan bersih, rapi, dan wangi. Keadaan yang kotor, berantakan, dan bau tak sedap menjadikan suasana menjadi kurang nyaman. 2 Menerima tamu dengan baik Tamu yang datang berkunjung ke rumah kita ada kalanya datang sendiri dan ada kalanya memang kita undang. Kedua-duanya hendaknya diterima dengan baik. Rasulullah SAW adalah contoh teladan penerima tamu yang baik. قَالَ جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ مَا حَجَبَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ وَلَا رَآنِي إِلَّا ضَحِكَ Dari Jarir bin Abdullah berkata; “Sejak saya masuk Islam, Rasulullah SAW tidak pernah menolak saya untuk bertamu dan berkunjung ke rumah beliau. Dan beliau selalu tersenyum setiap kali melihat saya.” HR. Muslim Menerima dan memuliakan tamu merupakan bagian dari tanda keimanan, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Suraih Al Ka’bi bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak halal bagi tamu tinggal bermalam hingga ahli bait mengeluarkannya.” HR Bukhari Seorang mukmin hendaknya siap menerima tamu di rumahnya atau tempat lain yang layak. Terlebih-lebih bila tamu-tamunya datang atas undangannya, persiapannya haruslah lebih baik. Siapkan di mana mereka akan ditempatkan, bagaimana penyambutannya, dan apa jamuan atau hidangannya. Bila harus menginap, disiapkan pula kamar tempat mereka tidur. Mendapatkan jamuan adalah salah satu hak tamu yang harus kita tunaikan. Kitapun juga harus menyiapkan diri untuk kedatangan tamu kapan saja. Salah satu bentuk kesiapannya diwujudkan dengan menyediakan ruang tamu di rumah kita. Alhamdulillah, hampir setiap rumah kaum muslimin telah disediakan ruang tamu, dan bahkan banyak pula yang menyediakan kamar khusus untuk tamu yang menginap. 3 Menjamu Setelah tamu duduk dan berbasa basi sebentar, segeralah persiapkan dan hidangkan suguhan berupa air minum dan makanan ringan. Mendapat suguhan merupakan hak tamu. Dari Abu Suraih Al Ka’bi bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam.” HR. Bukhari Nabiyullah Ibrahim AS juga memberikan contoh dalam memberikan penghormatan kepada tetamunya sebagaimana diabadikan dalam al-Qur’an Sudahkah sampai kepadamu Muhammad cerita tentang tamu Ibrahim malaikat-malaikat yang dimuliakan? Ingatlah ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan “salam”, Ibrahim menjawab “Salam, orang-orang yang tidak dikenal”. Maka ia pergi diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk yang dibakar, lalu dihidangkan kepada mereka. Ibrahim berkata “Silakan kamu makan”. QS Ad-Dzariyat ayat 24 – 27 Nabi Muhammad sendiri suka memberikan hidangan kepada tamu-tamu beliau. Dari Al-Mughirah bin Syu’bah dia berkata “Pada suatu malam saya pernah bertamu kepada Nabi SAW. Lalu beliau memerintahkan untuk diambilkan sepotong daging kambing besar. Setelah dipanggang, beliau mengambil sebilah pisau, lalu beliau memotong-motongnya untukku dengan pisau tersebut.” HR. Abu Daud Terhadap tamu non muslim pun beliau menjamu. Dari Abu Hurairah berkata, “Seorang kafir datang bertamu kepada Rasulullah SAW. Maka beliau memerintahkan untuk mendatangkan seekor kambing untuk diperah, orang kafir itu lalu memimun perahan susunya. Lalu diperahkan dari kambing yang lain, dan ia meminumnya. Lalu diperahkan dari kambing lain lain, dan ia meminumnya lagi, hingga menghabiskan susu dari tujuh kambing. Keesoakan harinya orangitu masuk Islam. Rasulullah SAW menyuruh agar kambing beliau diperah. Diapun minum air susunya, kemudian beliau memerahkannya lagi namun dia tidak sanggup menghabisinya. Sehingga Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin minum dengan satu usus sedangkan orang kafir minum dengan tujuh usus.” HR. Malik Terhadap pentingnya menjamu, Rasulullah SAW menyatakan عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ أَبِي كَرِيمَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا مُسْلِمٍ أَضَافَ قَوْمًا فَأَصْبَحَ الضَّيْفُ مَحْرُومًا فَإِنَّ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ نَصْرَهُ حَتَّى يَأْخُذَ بِقِرَى لَيْلَتِهِ مِنْ زَرْعِهِ وَمَالِهِ Dari Al Miqdam bin Ma’di Karib, Abu Karimah dari Nabi SAW, “Seorang muslim yang bertamu kepada suatu kaum, dan pagi harinya tamu itu dalam keadaan tidak mendapatkan jamuan, seorang muslim wajib menolongnya hingga ia mengambilkan jamuan malamnya dari tanamannya dan hartanya.” HR. Ahmad Para sahabat sangat mementingkan jamuan untuk tamu. Berikut ini riwayat terkait yang disampaikan oleh Nabi kepada Abu Hurairah “Seorang laki-laki Anshar kedatangan tamu dan bermalam di rumahnya. Padahal dia tidak mempunyai makanan selain makanan anak-anaknya. Maka dia berkata kepada isterinya; Tidurkan anak-anak dan padamkan lampu. Sesudah itu suguhkan kepada tamu kita apa adanya.’ Kata Abu Hurairah Karena peristiwa itu maka turunlah ayat Al Hasyr 9 itu” HR. Muslim “Dan mereka mengutamakan orang lain muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan…” Bagian ke-4 dari Surah Al Hasyr 9 itu menunjukkan penghargaan Al Qur’an kepada orang yang memiliki empati kepada orang lain, padahal dirinya sendiri dalam kesusahan. Bayangkan betapa tinggi nilai perbuatan seperti itu. Anda yang memiliki kecukupan rezeki ada baiknya senantiasa memiliki persediaan minuman dan makanan di rumah, sehingga sewaktu-waktu ada tamu tinggal menghidangkannya. BACA JUGA Kisah Tuan Rumah Istimewa dan Tamu yang Mulia Ketika hidangan telah siap tuan rumah mempersilahkan tetamunya menikmati terlebih dahulu, baru ia mengikuti setelah tetamunya. Hal ini berdasar hadits Qatadah RA yang cukup panjang, dia berkata “….. Lalu Rasulullah SAW menuangkan air dan aku membagikannya, hingga tidak ada yang tersisa selain aku dan Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Minumlah”. Aku jawab, “Aku tidak akan minum hingga engkau minum, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya, orang yang memberi minum itulah yang terakhir minum”. Qatadah melanjutkan “Maka akupun minum, dan Rasulullah SAW pun kemudian minum….” HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi 4 Mengiringi Tamu Ketika Pulang Bila tamu telah menikmati jamuan yang disajikan, menyelesaikan hajatnya, dan berpamitan hendak pulang hendaknya diucapkan kata-kata perpisahan yang menyenangkan, berterima kasih atas kunjungannya, dan menunjukkan raut wajah yang berseri-seri. Untuk menunjukkan keakraban, antarkan tamu hingga halaman rumah, dan pandanglah hingga ia telah keluar dari halaman rumah. Abu Ubaid Qasim bin Salam pernah mengunjungi Ahmad bin Hambal. Abu Ubaid berkata “Tatkala aku hendak pergi, dia bangun bersamaku. Aku pun berkata karena malu atas penghormatannya itu “Jangan kau lakukan ini, wahai Abu Abdillah!” Sementara itu Abu Amar al-Hamadzani As-Sya’bi, seorang pemuka tabi’in yang cerdas dan tawadu’ yang diketahui belajar kepada 500 sahabat Nabi, mengatakan “Di antara kesempurnaan sambutan orang yang dikunjungi adalah engkau berjalan bersamanya hingga ke pintu rumah dan mengambilkan kendaraannya.” [] SUMBER MUHAMMADIYAH Adab Atau Tata Krama Bertamu Dan Menerima Tamu - Sebagai Seorang Muslim, kita diperintahkan supaya mempererat hubungan tali silaturahmi. Dan sudah semestinya kita sebagai umat islam saling berkunjung atau bertamu sehingga dapat menumbuhkan hubungan yang akrab. Meskipun demikian kita harus memperhatikan adab atau tata krama bertamu maupun menerima tamu. Memuliakan tamu merupakan ciri akhlak yang mulia. Sementara sikap tidak menghormati tamu merupakan akhlak yang tidak terpuji. Rasulullah Saw, menghubungkan sikap memuliakan tamu sebagai ciri orang yang beriman. Beliau bersabda yang artinya "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah menyakiti tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik atau kalau tidak bisa hendaknya ia diam." Bukhari dan Muslim. Baca juga Bacaan doa ketika naik kendaraan darat, laut dan udara Adab Bertamu Bertamu merupakan sunah rasul agar kita mendapat rahmat dan berkah. Oleh karena itu pada saat kita hendak bertamu atau silaturahmi janganlah seenaknya sendiri. Harus memperhatikan tata krama atau norma-norma dalam bertamu. Niat bertamu dengan ikhlas, baik, tidak untuk berbuat jahat atau maksiat. Mengetahui waktu yang tepat untuk bertamu. Memakai pakaian yang sopan, bersih, rapih atau pantas. Mengetuk pintu tiga kali dan mengucapkan salam kepada tuan rumah. Berjabat tangan dengan pemilik rumah pria, jika dengan wanita cukup menunjukan rasa hormat. Masuk ke rumah setelah dipersilahkan masuk. Jangan masuk sebelum dipersilahkan masuk oleh tuan rumah. Duduk ditempat yang sudah dipersilahkan duduk oleh tuan rumah. Berbicara dengan bahasa yang sopan dan santun dengan menyenangkan tuan rumah. Mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan dan bicara seperlunya, tidak menggunjing, menjelekkan orang lain. Tidak berlama lama ketika bertamu, jangan sampai membuat pemilik rumah jenuh dan bosan. Adab Menerima Tamu Agama Islam juga mengajarkan tata krama menerima tamu atau menghormati tamu, bagi kaum muslimin dalam menyambut atau menerima tamu, baik dari segi sikap, perkataan, penampilan, maupun pelayanan yang diberikan. Dengan demikian kita dapat memperlakukan tamu dengan sebagaimana mestinya. Berikut ini adalah tata krama dalam menerima tamu. Menjawab salam jika tamu mengucapkan salam Menyambut tamu dengan ikhlas dan wajah penuh keramahan. Tidak membedakan sikap terhadap tamu yang datang. Berjabat tangan laki-laki dengan laki-laki dan perempuan serta mempersilahkan masuk dan duduk di tempat yang sudah disediakan. Usahakan agar tamu senantiasa gembira dan senang berada di rumah kita. Segera menjamu tamu apabila ada persediaan makanan atau pun minuman dan mempersilahkan untuk menikmatinya. Mempersilahkan apabila tamu minta pamit hendak pulang. mengantarkan tamu sampai pintu rumah atau halaman dan meminta maaf apabila ada kekurangan dalam penerimaanya. Menjawab salam jika tamu akan pulang mengucapkan salam. mendoakan tamu agar selamat sampai dirumahnya. Baca juga Adab atau tata karam makan dan minum dalam islam Demikianlah sedikit mengenai adab atau tata krama bertamu dan menerima tamu. Semoga bisa bermanfaat, perlu diingat bertamu atau menjalin silaturahmi dapat memperpanjang umur serta memperlancar rezeki kita. Umat muslim memiliki ungkapan khusus saat menyapa seseorang. Ucapan tersebut adalah assalamualaikum merupakan wujud dari sikap menghormati, menyapa, sekaligus mendoakan sesama muslim. Kata ini pun diucapkan sebagai tanda bahwa kamu adalah orang seorang yang ucapan assalamualaikum kerap mengalami kesalahan dalam pengucapan dan penulisannya. Tak jarang ada pula yang menyingkatnya dan membuat maknanya berubah. Untuk itu, yuk ketahui penulisan assalamualaikum yang benar pada ulasan Penulisan assalamualaikum yang benarIlustrasi assalamualaikum tiga ucapan salam yang bisa digunakan saat menyapa atau memulai obrolan, salah satunya assalamualaikum. Sayangnya penulisan kata ini kerap ini penulisan assalamualaikum dalam tulisan Arab dan latin beserta artinya1. Assalamu’alaikum اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ Artinya "Semoga Keselamatan terlimpah untukmu". 2. Assalamu'alaikum warahmatullahi اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ Artinya "Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan rahmat-Nya untukmu dan semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpah untukmu". 3. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Artinya "Semoga Allah Melimpahkan keselamatan, Rahmat dan Keberkahan untukmu". 2. Pentingnya mengucapkan assalamualaikum dengan benarIlustrasi assalamualaikum perlu ditulis dengan benar karena setiap kata berbeda artinya. Dalam penulisannya kamu harus menulisnya dengan lengkap agar maknanya tidak beberapa contoh penulisan assalamualaikum yang kerap keliru serta arti sebenarnya Ass mempunyai arti pantat Asala mempunyai arti orang bodoh Assamu mempunyai arti racun Mikum mempunyai arti bercinta Askum mempunyai arti celakalah kamu 3. Cara menjawab assalamualaikum Ilustrasi menjawab salam ProductionsHukum mengucapkan salam adalah sunah tapi jika mendengarnya, maka kamu wajib menjawabnya. Ibnu Abbas berpendapat bahwa, "Menjawab salam adalah wajib. Apabila ada seseorang melewati sekumpulan kaum Muslimin, kemudian dia memberi salam kepada mereka, namun mereka tidak mau menjawabnya, maka ruh al-quds ruh yang suci akan dicabut dari diri mereka, dan yang menjawab salam orang tersebut adalah malaikat.” Kendati demikian, jawaban assalamualaikum juga tak boleh asal-asalan. Berikut ini jawaban salam yang tepat1. Wa 'alaikumus salam وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ Artinya “Semoga keselamatan terlimpah juga kepada kalian." 2. Wa alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Artinya “Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahannya terlimpah juga kepada kalian.” Baca Juga Cara Membalas Ucapan Minal Aidin Wal Faizin dengan Benar 4. Keutamaan mengucapkan assalamualaikumIlustrasi menjawab salam SubiyantoMengucapkan assalamualaikum memiliki beberapa keutamaan yang baik dalam Islam. Berikut ini beberapa keutamaan mengucapkan assalamualaikum1. Mendapatkan kesempurnaan iman. Dalam mengucapkan assalamualaikum, kamu akan mendapatkan kesempurnaan iman sesuai hadis berikut “Tiga perkara yang apabila seseorang memiliki ketiga-tiganya, maka akan sempurna imannya [1] bersikap adil pada diri sendiri, [2] mengucapkan salam pada setiap orang, dan [3] berinfak ketika kondisi pas-pasan. ” Diriwayatkan oleh Bukhari secara mu’allaq yaitu tanpa sanad. Syaikh Al Albani dalam Al Iman mengatakan bahwa hadits ini shohih. 2. Saling mencintai sesama muslim. Ucapan salam dapat menumbuhkan rasa saling mencintai antar sesama muslim. Pendapat ini ada dalam sebuah hadis “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada kalian suatu amalan yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” HR. Muslim No. 54 3. Mengucapkan salam masuk ke dalam amalan yang baik dalam islam. Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu anhuma bahwa ada seorang yang bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam, Apakah amal dalam Islam yang paling baik? Maka Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Yaitu kamu memberi makan orang yang membutuhkan dan mengucapkan salam kepada orang Muslim yang kamu kenal maupun tidak kamu kenal.” HSR. Al-Bukhari No. 12 dan 28 dan Muslim No. 39. Nah, itu dia penulisan assalamualaikum yang benar serta cara menjawabnya. Semoga bermanfaat! Baca Juga Jawaban Barakallah, Begini Arti dan Cara Penggunaannya

mengucapkan kata kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk